Taman Digital Free Wifi berada di dalam kawasan Taman Ahmad Yani Medan Maimun, Jalan Slamet Riyadi (Persimpangan Jalan Sudirman dan Imam Bonjol) dekat Rumah Sakit Elisabeth Medan. Berbeda dari Taman Beringin, Taman Gajah Mada, dan Taman Cadika, hanya di Taman Ahmad Yani yang terdapat shelter wifi corner.
Bukan itu saja, tersedia juga arus sambungan listrik. Jadi, tidak perlu khawatir device (peralatan smartphones, gadget, laptop) kehabisan baterai. Sambil berteduh di bawah pohon bisa terus surfing internet sepuasnya.
Taman Digital Free Wifi kadang disebut Taman Ahmad Yani, Taman Digital, Taman Olah Raga, dan Taman Lansia. Memang, di dalam kawasan taman tersebut terdapat semuanya sebagaimana yang tadi disebutkan.
Jika taman pada umumnya menggunakan konsep air mancur sebagai simbol kehidupan, keteduhan dan kesejukan sebuah taman. Di Taman Ahmad Yani tidak demikian, tidak ada air mancurnya. Kesejukan bernaung di antara rimbunan daun dan ranting pepohonan besar. Benar-benar terasa sekali Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tengah kota.
Baca juga: Taman Beringin Medan
Setiap pagi hari mulai Senin s/d Minggu, di Taman Ahmad Yani terdapat sejumlah agenda kegiatan olahraga. Mulai senam kesegaran jasmani sampai aerobik. Pada pagi dan sore hari, warga berdatangan untuk beraktifitas joging, lari, senam, gerakan olah tubuh. Kemudian, guna menjawab kebutuhan warga agar sehat badan dan sehat jiwa.
Setiap Sabtu pagi terbuka untuk umum pengajian Islami setelah Shalat Dhuha di Musola As-Syuhada.
Dinamakan Taman Ahmad Yani karenda terdapat patung Jenderal Ahmad Yani yang tergolong unik. Posisi tegak tinggi berdiri sekitar 11-12 meter. Tangannya menunjuk ke arah kanan sedangkan paras wajahnya menoleh ke arah kiri. Patung ini dirancang oleh Ki Heru Wiryono MH (Sekar Gunung), dibuat antara tahun 1965-1968.
Makna dari wajah menoleh ke arah kiri dimaksudkan kepada haluan kiri, Partai Komunis Indonesia (PKI), diserukan agar kembali ke arah kanan (jalur atau jalan) yang lurus disimbolkan dengan tangan menunjuk ke arah sebelah kanan.
Sebegitu besar patung pemimpin penumpasan Gerakan Revolusi G 30 S PKI, Jenderal Ahmad Yani berdiri tegak di tengah-tengah taman. Sebagian besar pengunjung sepertinya tidak peduli lagi dengan sejarah revolusi. Masing-masing sibuk dengan dunianya sendiri.
Banyak yang bisa dipelajari di Taman Ahmad Yani, satu di antaranya adalah tentang nama-nama tumbuhan buah-buahan seperti duku, durian, dan lain-lain serta tamanan hidroponik.
Sayangnya, nama-nama pohon besar yang tumbuh rindang di Taman Ahmad Yani tidak diberi keterangan pohon apa, tingginya berapa, diameter pohon, asal pohon dari mana, umurnya berapa? Informasi ini penting sekali bagi siswa-siswi yang ingin belajar ilmu tumbuh-tumbuhan secara langsung di lapangan.
Di Taman Ahmad Yani tersedia sejumlah fasilitas olah raga yang beraneka rupa dan bentuk. Mulai dari untuk melatih tangan, kaki, pinggang dan pinggul, (maaf) bokong sampai memperkuat otot leher.
Olah raga bisa dilakukan sendiri maupun bersama kawan. Muda-mudi memanfaatkan peralatan olah raga ini sedangkan lansia umumnya berjalan kaki keliling taman.
Situasi dan kondisi di Taman Ahmad Yani Medan, aman dan nyaman. Sesekali tampak juga orang tuna wisma tidur-tiduran di bangku taman. Tidak apa-apa, keberadaan mereka sama sekali tidak mengganggu. Tetapi, jangan didekati kalau ragu. Abaikan saja.
Kalau benar mau ke Taman Ahmad Yani, bawalah bontot secukupnya. Di depan pintu gerbang tidak ada orang jualan makanan. Kebanyakan yang jual makanan dan minuman ringan dekat Rumah Sakit Elisabeth.
Bermainlah sepuasnya di taman dan buanglah sampah pada tempatnya. Taman Digital Free Wifi yang berada di kawasan Taman Ahmad Yani Medan Maimun sangat asyik dan teduh. Bolehlah kini dijadikan agenda week end yang menyenangkan bersama teman, keluarga, dan kedan-kedan sekalian.
Komentar