Setelah bermalam di Indrapura KM 100, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Keesokan harinya 17 Desember 2015, Tim SeMedan.com melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Balai untuk beranjangsana silaturahmi dengan Wak Uteh (Djalaut Hutabarat), Saini, dan Zoel Vandawa Entertaiment.
Zoel Vandawa Entertaiment adalah rumah produksi modern dan studio rekaman berkualitas yang beralamat di Jalan Pasar Baru, Pintu Air III, Tanjung Balai. Lokasinya tidak jauh dari asrama Brimob dan kampus Politeknik Tanjung Balai arah ke Air Joman tembusnya ke Kota Kisaran.
Berkat tangan dingin Raja Zulkarnain Margolang atau biasa disapa Zoel Vandawa sudah banyak artis-artis Sumatera Utara yang sangat terbantu dalam pembuatan video klip, editing, syuting, dan finishing rekaman. Terlebih-lebih pada masa pilkada. Ia banyak sekali didatangi calon-calon bupati yang minta dibuatkan dokumentasi kegiatan kampanye.
Jangan bayangkan rumah produksi atau studio rekaman milik Zoel Vandawa seperti studio rekaman pada umumnya, penyanyi berada dalam box kaca agar terhindar dari noise (bunyi gaduh riuh). Kalau melihat langsung barangkali orang yang tidak mengerti akan mencemooh atau tertawa. Bagaimana mungkin di sebuah ruangan yang lebarnya hanya sekitar 3 x 3 meter dengan satu pendingin udara, tanpa peredam suara dan tanpa pintu penutup dapat menghasilkan rekaman berkualitas.
Faktanya memang demikian, di ruang kerja yang dipenuhi foto-foto keluarga dan gitar elektrik, Zoel Vandawa banyak menghabiskan waktu untuk mengedit video gambar dan audio serta menyelesaikan mastering rekaman secara digital.
Kepada SeMedan.com Zoel Vandawa berbagi rahasia bahwa di zaman sekarang bukan seperti dulu. “Ketika artis take vokal salah, ia harus mengulanginya lagi dari awal-tengah-akhir secara keseluruhan. Zaman sekarang tidak seperti itu, rekaman berdasarkan track digital. Jika terjadi kesalahan atau fals tidak perlu mengulang dari awal cukup dilanjutkan saja.”
“Satu hal lagi, sekarang zaman modern berkembang pesat. Sudah tersedia software anti noise dan software untuk suara agar yang fals ketika bernyanyi terdengar bagus. Terpenting untuk editing audio harus tau nada dan memang suka musik. Khusus softwarenya saya beli yang original/genuine dari Jakarta dikirim langsung ke Tanjung Balai.” Kata Zoel Vandawa.
Kemudian Saini menambahkan, “Sudah banyak orang yang datang ke sini merasa puas karena kualitasnya pun tidak kalah dengan yang ada di Kota Medan. Cuma kadang mereka syuting video klipnya entah bagaimana dengan siapa, edit di mana, finishingnya tetap saja di Zoel Vandawa.
Ini di satu sisi kurang baik karena kalau proses syuting dan editingnya jelek, tidak memenuhi standar yang kena getah adalah Zoel Vandawa karena Vandawa hanya menerima hasil akhir yang sebetulnya belum final masih banyak kekurangan. “Jadi, yang dikatakan modern itu seperti apa kalau hanya berdasarkan tempat studio rekaman tetapi hasilnya abal-abal” ujarnya.
Zoel Vandawa tidak bekerja sendirian. Ia memiliki sejumlah anggota yang loyal. Kemanapun Zoel Vandawa manggung saat bermain keyboard ia juga meminta anggotanya untuk performan tampil di depan panggung menjadi aktor/aktris dadakan tujuannya untuk menghibur penonton. Satu hal peraturan yang wajib ditaati di Vandawa Entertainment, jika ketahuan ada anggota yang mabuk dan terlibat narkoba maka akan langsung dipecat tanpa ampun.
Selain menerima pemesanan untuk manggung keyboard. Zoel Vandawa, Saini dan kawan-kawan ternyata sangat kreatif. Mereka mengerjakan properti apa saja yang dapat menunjang kerja seni yang profesional seperti membuat speaker, membuat crane untuk kamera saat peliputan kampanye atau syuting di lapangan luas, dan membuat kreasi rel untuk kamera berjalan.
Di Tanjung Balai, Zoel Vandawa saat ini bisa dibilang hanya dia satu-satunya rumah produksi modern dan studio rekaman yang memiliki properti standart untuk syuting video. (Lihat video pembuatan crane dan rel kamera).
Akhir kata, seandainya pemerintah Tanjung Balai berbesar hati mendukung kerja kreatif anak-anak muda Tanjung Balai seperti yang dilakukan Zoel Vandawa dan kawan-kawan, pastilah Tanjung Balai bukan hanya dikenal sebagai kota kerang semata. Tetapi bertambah penilaian menjadi kota kreatif yang dipenuhi pekerja seni dan menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri.
Zoel Vandawa, Wak Uteh, Saini dan Roncah Group barangkali tidak lagi memerlukan popularitas. Mereka sudah lebih dahulu terkenal tanpa harus diperkenalkan. Biarlah indah nama daripada rupa itu cepat berlalu supaya bintang terang Zoel Vandawa dan kawan-kawan berbinar selalu.
Baca juga:
Profil Wak Uteh dan Group Musik Roncah Tanjung Balai
Wak Uteh Tanjung Balai, Legenda Baru di Dunia Musik Melayu
Satu Jam Lebih Dekat Dengan Saini Wak Uteh, Dalam Lagu Tersemat Hikmah
Mencari Melayu di Kota Seribu Sungai, Tanjung Balai
Komentar