Minggu malam 25 Oktober 2015, saya bersama CEO SeMedan.com menyempatkan diri bersilaturahmi dengan Saini di sebuah pesta hajatan “Raja Aceh” Jalan Seksama Medan Amplas.
Saat kami temui, Saini sedang “bertugas” sebagai praktisi seni. Aksinya yang lincah dan dinamis diselingi canda gurau membuat penonton terhibur tatkala Saini membawakan lagu demi lagu. Kadang di tengah lagu, ia berhenti bernyanyi lalu bercerita sedikit kemudian bernyanyi lagi. Antara musik dan lagu iring-mengiringi, sambung-menyambung seakan tiada henti.
Kalaulah pemain keyboard tidak mengerti karakter vokal Saini yang “unik,” tentu antara beat ritem irama, lagu, suara, tata musik, dan permainan tata lampu tidak akan berjalan sempurna. Saini bukan sekadar bernyanyi, tetapi ia juga berkomunikasi dan menyampaikan pesan kepada penonton.
Setiap lagu yang Saini nyanyikan sesungguhnya tersemat hikmah. Adapun musik yang dimainkan bertema beragam mulai Hindustan, Melayu Pesisir, Dangdut sampai lagu tekno dengan syair berisi nasihat.
Saya tau Saini sejak 5 tahun silam ketika pertama kali datang ke Medan (2010). Waktu itu saya mendengar lagu “Ikan Asin” yang dinyanyikan oleh Wak Uteh dan Group Musik Roncah. Dari sini saya telusuri apa dan siapa Group Musik Roncah asal Tanjung Balai tersebut.
Namun belum ada kesempatan untuk bertemu dengan Djalaut Hutabarat (Wak Uteh). Adapun nama Saini tercantum sebagai anggota dari Group Musik Roncah. Tetapi, belakangan hari nama Group Musik Roncah kurang dikenal, malah lebih populer dengan nama Wak Uteh.
Lucunya lagi, orang sering tertukar antara Wak Uteh sebagai individu yang bernama asli Djalaut Hutabarat atau Wak Uteh sebagai group musik. Begitu pula halnya dengan Group Roncah. Roncah ini siapanya Wak Uteh.
Baca juga: Profil Wak Uteh dan Group Musik Roncah Tanjung Balai
Padahal kalau dilihat dari sisi group musik, Wak Uteh itu Roncah Group, Roncah Group itu Wak Uteh. Jadi, tidak ada perbedaan kalau dari sisi groupnya. Sebab, apa pun itu namanya, Wak Uteh (Djalaut Hutabarat) sampai sekarang masih menjadi leader, motor penggerak utama Group Musik Roncah Tanjung Balai.
Dan di sela-sela ramainya kerumunan penonton dan hingar-bingar musik keyboard kami sempat bertanya sebentar kepada Saini.
Setiadi: “Abang kalau manggung bisa sambil berakting dan sangat menghibur penonton. Apa rahasianya, apakah pernah belajar lakon atau teater?” (Lihat Video Lagu Apek)
Saini: “Tidak pernah, saya alami saja.” Jawab Saini sambil tersenyum.
Setiadi: “Sudah berapa lama perjalanan musik Wak Uteh dan Group Musik Roncah?”
Saini: “Mungkin ada 20 tahun, sekitar 30 album. Setahun dulu sampai mengeluarkan 2 album. Tetapi, kalau mau lebih lengkap tanyakan kepada Wak Uteh. Main-mainlah ke sana.” Kata Saini.
Pembicaraan kami tidak lama, sesekali saya harus mendekatkan telinga untuk mendengar perkataan Saini. Maklum suara musik lebih dominan daripada suara kami bertiga.
Akhir perjumpaan yang sangat berkesan, saya dan CEO SeMedan.com berpamitan dan berharap dapat bersilaturahmi ke markas Wak Uteh (Roncah Group) dan bertemu langsung dengan sang legenda yang hidup Djalaut Hutabarat.
Baca juga:
Wak Uteh Tanjung Balai, Legenda Baru di Dunia Musik Melayu
Zoel Vandawa Entertainment, Rumah Produksi Berkualitas di Tanjung Balai
Mencari Melayu di Kota Seribu Sungai, Tanjung Balai
Komentar