Nama Djalaut Hutabarat barangkali asing terdengar. Tetapi, kalau disebut nama Wak Uteh, kemungkinan sebagian besar orang Medan dan Sumatera Utara pada umumnya pasti kenal. Sebab, sejak 5 tahun lalu sampai sekarang, pamor Wak Uteh belum surut juga. Lagu dan musik-musiknya masih menghiasi pentas hajatan (pesta pernikahan) yang hampir merata di seluruh Sumatera Utara, bahkan tembus sampai ke negeri tetangga, Malaysia.
Selain itu, CD/DVD lagu Wak Uteh dijual bebas dan video klipnya dapat disaksikan melalui YouTube dengan kata kunci Wak Uteh.
Jadi, Wak Uteh nama julukan atau nama panggilan. Gara-garanya ketika album keempat ada sebuah lagu yang berjudul “Wak Uteh” dan kebetulan “meledak-meletup” alias booming. Dari sinilah nama Wak Uteh berkibar. Sedangkan nama asli Wak Uteh, Djalaut Hutabarat.
Uniknya, meski Wak Uteh orang Toba (Batak) dan bukan Melayu asli tetapi semua lagu-lagunya bernada, bersyair, dan berlirik Melayu, khususnya Melayu Pesisir, Tanjung Balai, Sumatera Utara.
Sejauh ini, produksi lagu-lagu Wak Uteh (Djalaut Hutabarat) direkam dan didistribusikan melalui CV Wak Uteh Group. Rekamannya di Vandawa Studio Record, Roncah Group Tanjung Balai, Nomor izinnya: SIO 47247/pm/UPPTSP/II/2009 dan tergabung dalam ASPRINDO: 146/ASPRINDO/2009.
Walaupun Wak Uteh belum pernah muncul di stasiun tv lokal Jakarta. Tetapi, ketenaran nama Wak Uteh tidak dapat dibendung lagi. Kalau dikira-kira, barangkali sudah lebih dari 20 album dikeluarkan Wak Uteh dan rata-rata sukses di pasaran.
Dengar-dengar, ada sebuah produser dari Jakarta yang menawarkan rekaman. Tetapi, Wak Uteh menolaknya dengan alasan “Mengapa semua harus ke Jakarta? Kalau di sini (Tanjung Balai), saya bisa membuat lapangan kerja.”
Apa dan bagaimana sebenarnya karakter lagu-lagu Wak Uteh dan Group Musik Roncah? Enaknya, dengarkan saja dulu baru kita bicara. Tetapi, berdasarkan riset secara random (acak), SeMedan.com berhasil mengumpulkan 7 keistimewaan Wak Uteh dan Group Musik Roncah antara lain sebagai berikut:
- Pertama, hampir semua lagu-lagu Wak Uteh, liriknya lugas dan menggunakan frase yang jelas seperti yang tertuang dalam lagu “Ikan Asin”, Liriknya: Wahai bapak presiden tolong hapuskan KKN, hidup rakyat akan paten kalau diurus telaten. Kemudian dalam lagu: Adat Melayu sangat indahnya, dalam menyapa punya etika dan berbudaya. Adat melayu sangat kayanya, dalam bertutur sudah diatur oleh leluhur.
- Kedua, lagu Wak Uteh memiliki sisi humor seperti dalam lagu: Dunia ini tabalek-balek, natuo-tua bacewek-cewek, omak-omak basolek, na mudo-mudo tagolek-golek. Baru duduk kelas lima SD , bapacaran sudah pande-pande, matematika dia tak tau, nulis surat cinta dia nomor satu. Bingung-bingung mari kito bingung, linglung-linglung banyak orang linglung.
- Ketiga, video klip Wak Uteh menyorot latar kehidupan masyarakat Tanjung Balai yang umumnya nelayan. Kendati nelayan hidup miskin, mereka masih riang-berjoged dan bernyanyi. Beberapa kali dalam video klipnya, Wak Uteh menampilkan suasana khas Tanjung Balai seperti orang mengayuh sampan, pantai tanpa nyiur, burung-burung walet menepis buih, anak-anak bermain-main di air yang kotor tanpa memakai baju, kemudian gadis-gadis remaja Tanjung Balai, dan nelayan memukat ikan.
- Keempat, lagu Wak Uteh selalu “nyambung” dengan zaman seperti tertuang dalam lagu yang berjudul “Ikan Asin.” Di lagu ini tergambar bagaimana para caleg yang sebelum terpilih banyak sekali janjinya. Kemudian harapan seluruh rakyat Indonesia yang menginginkan agar “pemerintah jangan jadi diktator dan hukum mati saja para koruptor.”
- Kelima, video klip Wak Uteh kalau diperhatikan jauh sekali dari kesan profesional. Teknik pengambilan gambar videonya amatir dan kurang fokus, lalu wajah-wajahnya artisnya minim make-up, jalan cerita video klip seadanya, gambar kadang bergoyang serta finishing gambar kurang sempurna. Kadang-kadang sebuah gambar berupa tempelan gambar lain. Ajaibnya, meski dikemas seadaanya, tokh! bisa membuat orang tertawa dan ini membawa peruntungan tersendiri bagi ketenaran Wak Uteh dan Group Musik Roncah yang personil awalnya beranggotakan Tok Laut, Syafii Panjaitan, Azlina, Azum, Darwin Sitinjak, Atoen Soraya, Ika, Sima, Rita, Ratna Hasibuan, Syawal DM. Kemudian bergabung lagi beberapa orang termasuk Saini. Sebagaimana lagu-lagu Wak Uteh, di dalam lagu-lagu Saini juga terdapat sisi humor. (lihat video)
Jadi, kalau mau tau potret gambaran kehidupan masyarakat yang ada di Kota Medan dan Sumatera Utara pada umumnya, dengar dan tontonlah lagu Wak Uteh yang penuh senda gurau, canda serta sindiran kelakar yang membuat kita tersenyum dan tertawa terpingkal-pingkal.
Baca juga:
Wak Uteh Tanjung Balai, Legenda Baru di Dunia Musik Melayu
Satu Jam Lebih Dekat Dengan Saini Wak Uteh, Dalam Lagu Tersemat Hikmah
Zoel Vandawa Entertainment, Rumah Produksi Berkualitas di Tanjung Balai
Mencari Melayu di Kota Seribu Sungai, Tanjung Balai
Komentar