Kopi Lintong Ni Huta adalah kopi asli Sumatera Utara yang berasal dari Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan Tapanuli Utara. Kopi Lintong telah menembus dunia dan diakui oleh para penikmat kopi sejati sebagai satu di antara kopi terbaik yang perlu dicicipi.
Kopi Lintong bukan nama jenis atau spesies tambahan dari kopi robusta dan arabika. Melainkan nama sebuah brand-merk dagang yang dijual ke pasar domestik dan mancanegara. Di dunia (pasar internasional), kopi lintong dikenal nama seperti Sumatra Blue Lintong, Sumatra Lintong Mandheling, Blue Batak, Sumatra Bean Coffe, dan banyak lagi.
Kopi lintong merupakan kopi yang dipetik langsung dari pokok kopi. Belakangan hari sebuah brand membuat “kopi lintong-luwak” yang notabene adalah biji kopi yang dimakan luwak lalu keluar bersama kotoran luwak. Kemudian ada juga yang membuat merk “Kopi Lintong Jawa,” padahal sudah jelas kopi lintong bukan berasal dari Jawa melainkan ditanam di Lintong, Sumatera Utara.
Dan lantaran saking populernya kopi lintong, sampai-sampai sebagian orang menyamaratakan antara “kopi lintong” Berastagi, kopi Sumatra Mandheling, Sipirok, Dolok Sanggul, dan Kopi Sidikalang.
Sedangkan harga perkilo “kopi lintong” yang belum di roasting (panggang atau goreng) bervariasi antara Rp. 50.000-70.000. Harga ini termasuk “kopi asalan” belum pilihan. Kalau membeli kopi dalam bentuk biji jangan sekedar berpedoman kepada “biji cantik rasa bagus, belum tentu. Bisa jadi, biji cantik “rasa jelek.”
Selain itu juga, lihat-lihat kopinya jika membeli dalam bentuk biji, usahakan jangan ada campuran lain seperti jagung dan lain sebagainya yang dapat mengganggu citarasa kopi.
Peminum kopi sejati dapat mengenali riwayat sebiji kopi hanya dengan memegang biji kopi atau menghirup aroma seduhan secangkir kopi panas dan kemudian menyeruputnya.
Selain itu, varietas kopi akan berbeda antara satu dengan lainnya sesuai tempat tumbuhan kopi tersebut berasal berikut proses produksinya. Kebanyakan kopi jenis arabika lebih kaya rasa daripada kopi robusta. Adapun riwayat sebiji kopi lintong dimulai tahun 1750, ketika perusahaan dagang Belanda (VOC) membawa varian biji kopi arabika ke Sumatera.
Sementara kopinya sendiri baru mulai ditanam sekitar 1800-an di Kec. Lintongnihuta, Kab. Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara.
Kopi yang pertama kali ditanam berjenis Arabica (Tipyca). Oleh masyarakat setempat disebut Lasuna, Garunggang, Djember. Selain arabika masuk juga varietas robusta yang ditanam di kecamatan yang berbeda. Dari Kec. Paranginan terkenal kopi Sigarar Utang.
Sesama penikmat kopi, apabila tulisan ini dipandang perlu untuk diberi tambahan. Silakan berkomentar. Salam seruput kepada penikmat kopi sejati dan barista (peracik kopi) di seluruh dunia!
Baca juga: Tapanuli Selatan (Tapian Nauli) dalam Bingkai Simbol dan Arti
Komentar