Hari itu, senja memayungi dataran tinggi Tanah Karo Simalem. Lembayung jingga dan mega-mega bergerak dikemudikan angin. Terus meluncur jauh meninggalkan semua kisah. Waktu demi tahun, tahun bertukar kurun. Dan setiap hari matahari terbenam ke haribaan semesta.
Di atas perbukitan, seorang pendekar Silat Karo sedang memeragakan “jurus matahari terbenam” sebagai simbol berpisahnya antara siang dan malam yang ditandai dengan munculnya benang merah jingga di ufuk cakrawala. Dalam Silat Karo tidak ada jurus matahari terbenam hanya sebuah peragaan silat ketika matahari sedang terbenam.
Silat Karo disebut Ndikar atau Mayan. Tradisi yang sudah berusia ratusan tahun ini nyaris punah. Mirisnya lagi, sebagian masyarakat Karo tidak lagi mengetahui bahkan tidak percaya bahwa jejak pendekar pernah ada dalam tubuh seni bela diri Silat Karo.
Ndikar seperti juga pencak, tujuannya untuk tarian menghibur di saat silat tidak sedang diperagakan. Pendekar membutuhkan penyaluran energi karenanya lahirlah pencak yang kesemua gerakannya adalah silat. Maka disebut pencak silat.
Seperti kebanyakan pertunjukan silat. Iriangan musik tradisional untuk menambah kesan mendalam terhadap ilmu dalam mempelajari silat. Pencak dalam Silat Karo (Ndikar) termasuk ke dalam “Tari-tari Bintang.” Anthony Reid menyebut Silat Karo pernah digunakan dalam Revolusi Berdarah di Sumatera Timur.
Berdasarkan sumber dari media Karo Sora Sirulo terdapat sejumlah nama guru besar Silat Karo seperti Seter Sembiring (Lau Baleng), Pa Kuling-Kuling atau Menet Ginting (Lau Cimba), Pa Johan Barus (Pendekar Buntu), Belat Tarigan (Kaban), Tagok Peranginangin (Lau Buluh), Ginting Capah (Sibolangit) dan Tukang Ginting (Berastagi).
Masih dari sumber media Sora Sirulo menyebutkan, jurus Silat Karo terdapat 48 jurus mayan. Satu di antara orang yang menguasai jurus silat adalah Yakinsyah tinggal di negeri Kincir Angin Belanda. Jurus-jurus dasar Silat Karo antara lain: jurus pertahanen [pertahanan], langkah 2, langkah 7, tare-tare bintang, jile-jile sarudung, pertahanen harimau, pertahanen pedi, dan teknik dapat buang lepas.
Lain di Karo, lain di Simalungun. Silat di Simalungun disebut Dihar yang dominan menggunakan serangan dan pertahanan dengan kaki dan kuda-kuda rendah. Semoga tulisan ini dapat menyingkap tabir cakrawala baru tentang Silat Karo.
Komentar