Tembakau Deli berada di Klambir Lima, sebuah perkampungan di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Nama Klambir Lima bermula ketika Bangsa Eropa tahun 1878 mencari lahan tanah untuk perkebunan tembakau, di tempat tersebut tumbuhlah sebatang pokok kelapa bercabang lima di tepi jalan. Dari sinilah nama “Kelambir atau Klambir” diambil yang berarti nyiur kelapa, dan “Lima” adalah jumlah cabang dari nyiur kelapa.”
Ada empat nama Klambir: Klambir, Klambir Lima, Klambir Lima Kebon, dan Klambir Lima Kampung. Kini, Klambir Lima (kadang ditulis Romawi, Klambir V) dan Hamparan Perak menjadi kawasan pembangunan properti, sekolah, klinik, kantor pos, pos polisi dan masterplan jalan tol Tanjung Morawa-Medan-Binjai.
Tembakau Deli (Jacobus Nienhuys Deli Maatschappij), tersohor ke seluruh dunia sejak ratusan lalu dan sampai sekarang kebunnya masih berproduksi ekspor. Ketika ramai pemberitaan seputar tembakau gorila yang mengandung ganja sintetis dan tergolong ke dalam psikotropika jenis narkotika, tiba-tiba nama Tembakau Deli tercatut di dalamnya.
Orang awam menganggap semua tembakau sama saja. Padahal Tembakau Deli bukanlah tembakau gorila atau cerutu dari negara Kuba. Jadi, tidak ada korelasi antara tembakau gorila, tembakau Kuba, dan Tembakau Deli. Kecuali, ketiganya sama-sama bernama tembakau.
Tembakau adalah tumbuhan berdaun lebar, daunnya diracik halus dan dikeringkan untuk bahan rokok, cerutu. Tembakau bernama latin Nicotiana tabacum. Racikan daun tembakau yang sudah kering untuk rokok, sugi, cerutu sejenis rokok yang dibuat dari gulungan daun tembakau kering; serutu; lisong; sigar.
Untuk menghasilkan Tembakau Deli berkualitas dunia tidaklah mudah dibutuhkan waktu selama 2 tahun dalam masa fermentasi mulai dari sortir, pemilahan dan pemeraman. Kemudian cara menjualannya pun menggunakan sistem pelelangan di Lelang Bremen, NIS (Nobel Inspection Sumatera), SUS-DEK (Suzzament Dekblat), SUS-Viller (direct) dan Che Wing Tobacco (tembakau kunyah).
Di sejumlah negara yang menanam tembakau terjadi pengalihan lahan tembakau menjadi kelapa sawit, tebu, dan karet ditambah lagi kampanye anti rokok sedunia menyebabkan terjadi konversi lahan tembakau. Padahal antara rokok dan cerutu terdapat perbedaan yang sangat jelas.
Jika rokok biasa harus dihisap kemudian asapnya dikeluarkan lewat hidung melewati paru-paru, tenggorokan dan kerongkongan, cerutu tidak demikian. Cara menghisap cerutu hanya sampai rongga mulut untuk dinikmati cita rasanya. Kemudian asapnya dihembuskan, ditiupkan keluar.
Katanya, menikmati cerutu harus tenang, kalau ditarik atau isap terlalu cepat rasanya tidak terasa, diisap terlalu pelan cerutunya bisa mati. Di Kota Medan, cerutu atau serutu dalam Bahasa Sansekerta banyak dijual di sekitar kampung madras.
Baca juga: India Tamil, Antara Tanah Deli dan New Delhi
Para penikmat cerutu di Kuba (Club de Fumadores de Cuba) dan Eropa serta dunia “percerutuan” pada umumnya sudah sangat mengetahui bahwa Tembakau Deli dari Tanah Deli, Sumatera Utara, Indonesia memiliki cita rasa tinggi menyamai cerutu dari Kuba. Tembakau dari Kuba sudah ada sejak abad ke 16, Tembakau Deli berdiri sejak abad ke 19, dan tembakau gorila yang dilarang oleh negara baru ada sekitar abad ke 20. Jadi, jelas sekali tidak ada korelasi antara Tembakau Deli,
Tembakau Kuba, tembakau gorila. Tembakau Deli di Tanah Deli, Tembakau Kuba di Amerika Latin, tembakau gorila entah ditanam di mana dan jangan sesekali dicoba, bisa bahaya!
Komentar