Hao Bao Daily adalah koran berbahasa Mandarin yang terbit di Tanah Deli. Harga eceran pereksemplarnya Rp. 2000,- Khusus Hari Minggu, penulis menyempatkan diri membeli koran Hao Bao. Cara membacanya, minta dibacakan teman yang mengerti Bahasa Mandarin.
Hao Bao terjemahan bebasnya berarti “Kabar Baik.” Isi rubriknya macam-macam seperti: berita dunia, perekonomian, olahraga, domestik (dalam negeri), sains, hiburan, teknologi, kelautan dan kesehatan. Dari segi isi, sebenarnya Hao Bao Daily sama seperti koran pada umumnya.
Tetapi yang membuatnya berbeda terutama terbitan Hari Minggu banyak terdapat liputan budaya, gaya hidup dan kuliner, filosofi bela diri, serial kungfu dan sejarah. Hal ini cocok dengan selera penulis.
Dalam koran Hao Bao edisi Minggu, 29 November 2015 ada sebuah tulisan yang menarik yakni, tentang “China Dream” Selanjutnya istilah Cina penulis ganti dengan Tiongkok. Sebagaimana kita ketahui, istilah Cina tidak boleh digunakan dalam lisan maupun tulisan berdasarkan Keppres No. 12/2014 yang ditanda-tangani oleh mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
Secara teritori istilah “Cina” sendiri menunjukkan negara berdaulat secara hukum. Sungguh pelik penempatan yang tepat antara China, Cina, Tiongkok, Tionghoa. Tulisan ini tidak sedang membahas hal tersebut melainkan sedang mengupas sisi menarik dari Koran Hao Bao.
Dalam halaman 5, terdapat tulisan yang mengutarakan bagaimana “Mimpi Bangsa Tiongkok Modern” yang sedang mekar? Seberapa jauh sudah tercapai sejak 2012-2015? Xi Jinping adalah presiden sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Komunis berbicara tentang “Mimpi Tiongkok Modern” di mana masyarakat merindukan kehidupan lebih baik.
Membuat semua orang menikmati hidup, mimpi menjadi kenyataan, kesempatan untuk tumbuh maju bersama. Dalam tiga tahun terakhir, orang-orang Tionghoa telah membuktikan bahwa mereka sangat percaya diri untuk mewujudkan impian mereka menjadi yang terbaik di dunia.
Hao Bao Daily edisi Hari Minggu juga menyoroti tentang: “Festival Bunga dan Buah” yang berlangsung di Bogor Jawa Barat. Sebelumnya pesta buah dan bunga juga berlangsung di Kota Medan tetapi nampaknya kurang peliputan media. Kemudian Hao Bao memberitakan juga tentang “Jakarta Dianggap Kota Tidak Aman” dan masalah yang sedang hangat diperbincangkan publik seperti persoalan Freeport.
Untuk mengerti koran berbahasa Mandarin harus rajin bertanya dan belajar. Kini, tidak lagi sulit mempelajari Bahasa Mandarin, tempat-tempat pelatihan terampil Bahasa Mandarin sudah tersedia. Hal ini berbeda dengan Bahasa India Tamil kemana harus mencari gurunya?
Baca juga: India Tamil, Antara Tanah Deli dan New Delhi
Selain Koran Mandarin Hao Bao Daily, ada juga koran Mandarin Guo Ji Ri Bao beredar di Kota Medan. Dari indikator Hao Bao dan Guo Ji Ri Bao menunjukkan bahwa pembaca dari kalangan masyarakat Tionghoa di Kota Medan menduduki popularitar terbesar di seluruh Indonesia.
Kini Tanah Deli bukan lagi milik pribumi asli (indigenouse, native) melainkan milik siapa pun yang ingin mengisinya dengan sesuatu yang berharga dan bermakna. Wallahu A’alam.
Baca juga: Tahun Baru Imlek Monyet Api 2567, Semua Tionghoa Berbahagia
Komentar