Di Kota Medan banyak sekali penjual durian, mulai yang memakai sepeda, becak, pick-up, buka lapak pinggir jalan, truk durian, sampai yang jual secara online siap antar ke tempat tujuan seperti pancake durian dan durian tupperware (durian kupas tanpa biji ditaruh dalam wadah tupperware). Herannya, kalau semua penjual durian itu ditanya oleh pembeli. Rata-rata menjawab, “durian berasal dari Sidikalang dan Bahorok.”
Timbul pertanyaan? Apakah durian Sidikalang & Bahorok berbuah setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulan tanpa mengenal musim durian. Tentu tidak mungkin buah durian berbuah sepanjang tahun, pasti ada musimnya.
Selain itu, kalau kita perhatikan nyaris tidak nampak hamparan kebun pokok-pokok durian di Kota Medan, bahkan di Kampung Durian (nama sebuah tempat) sekalipun. Tetapi, mengapa di Medan durian selalu tersedia? Rahasianya adalah durian yang dijual merata di seluruh Kota Medan bukan hanya berasal dari Sidikalang dan Bahorok, melainkan dari kota-kota terdekat yang ada di Sumatera Utara seperti Simalungun, Pematang Siantar dan Sibolga.
Awas jangan salah sebut, di Sumatera Utara nama “Siantar” ada di tiga tempat, Siantar Narumonda di Kabupaten Samosir, Siantar di Kabupaten Simalungun, Siantar di Kota Pematang Siantar.
Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika makan durian di lapak-lapak durian. Kita akan menemukan durian dengan rasa dan bentuk berbeda-beda. Sebab, memang durian tersebut berasal dari tempat yang berbeda. Kita pun akan heran bagaimana bisa makan durian di tempat yang sama tetapi rasa duriannya tidak sama.
Pembeli umumnya “malas” memilih atau memang tidak paham cara memilih durian yang enak. Tambah lagi pas kebetulan di tempat makan durian tersebut orang sedang ramai-ramainya. Pembeli cenderung menyerahkan saja kepada penjual untuk memilih durian.
“Bang pilih yang paten, enak, jangan mentah!” Kata seorang pembeli.
“Oke bos, siap. Pilih saja tempat duduknya.” Kata penjual durian.
Dan tidak lama kemudian datanglah mangkok berisi cuci tangan dan buah durian pesanan. Kalau sudah begini, siap-siap saja kecewa karena rasa durian tidaklah semanis bayangan kita. Dari tiga atau empat durian bulat, barangkali satu saja yang enak, selebihnya bisa jadi “masuk angin,” mentah, keras, dan lain sebaginya. Padahal kita sudah jauh-jauh ingin mencicipi durian khas Medan. Dahulu kalau makan durian tidak enak durian bisa diganti yang lebih enak.
Harga “sebongkah” buah durian di Medan berkisar antara 10.000-25.000 rupiah. Harga ini sangat murah dibandingkan dengan harga durian Montong atau durian Petruk yang umum ada di Pulau Jawa.
Mengapa durian Sidikalang dan Bahorok diminati? Karena, durian Bahorok memiliki rasa lebih pahit tetapi wangi. Sedangkan durian Sidikalang dagingnya lebih tebal, warnanya kuning, dan rasanya manis. Durian ini kalau dimakan tidak bikin “enek” (berasa hendak muntah; muak; mual).
Kalau Anda pencita durian sejati, Anda tidak akan terlalu fanatik makan durian di “Ucok Durian” Sei Wampu atau “Pelawi Durian” di Sunggal atau “Pak Singlet” di Padang Bulan atau “Pelajar Durian” di Jalan Pelajar Teladan Medan. Masih banyak tempat-tempat lainnya di kota Medan yang menjual durian kualitas super. Ayo ke Medan, kita makan durian!
Baca juga : Tempat Makan Durian di Medan Yang Buka 24 Jam
Komentar