Nama Tjong Yong Hian tidak sepopuler nama Tjong A Fie, padahal Tjong Yong Hian adalah abang kandung Tjong A Fie. Tjong Yong Hian memiliki nama panggilan lain yakni, Tjong Yok Nam. Antara Tjong A Fie dan Tjong Yong Hian keduanya sama-sama berjiwa filantropis, taipan, dan luwes di dalam pergaulan. Berkawan akrab dengan siapa saja dari berbagai bangsa mulai dari Belanda, Arab, India, dan Melayu.
Sebagaimana Tjong A Fie yang fasih berbahasa Melayu, Tjong Yong Hian pun demikian. Dahulu Bahasa Melayu adalah bahasa terhormat, memiliki marwah dan derajat yang tinggi karena digunakan dalam bahasa sehari-hari (lingua franca).
Tjong A Fie adalah seorang kapten dan Tjong Yong Hian adalah seorang mayor. Dalam pranata kelembagaan, mayor adalah pangkat perwira menengah, peringkat terendah dalam ketentaraan, satu tingkat di bawah letnan kolonel dan satu tingkat di atas kapten. Tanda pangkatnya satu bunga melati emas yang disematkan di bahu baju.
Tetapi, dalam hubungan abang-beradik antara Tjong Yong Hian dan Tjong A Fie tidak ada keterangan pasti, apakah mereka berdua berada dalam divisi teritori tugas yang sama, satu lembaga.
Di masanya, kiprah Tjong Yong Hian sangat dihargai oleh Komunitas Tionghoa dan pemerintah Belanda. Maka, pada tahun 1904 Tjong Yong Hian mendapatkan penghargaan tertinggi dari Pemerintah Belanda atas dedikasi pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu tujuan mulia; pengabdian melaksanakan cita-cita yang luhur untuk kemanusiaan.
Sumbangsih Tjong A Fie dan Tjong Yong Hian (Tjong bersaudara) di bawah naungan Yayasan Belai Kasih (Kie Sut Tiong) membangun Vihara Setia Budi (Kuan Tee Biao) di Jalan Irian Barat Medan. Membantu pembangunan Mesjid Raya, membangun Rumah Sakit di Belawan, Vihara Tian Hou, Vihara Kuan Im, dan Mesjid Lama di Gang Bengkok.
Baca juga: Mesjid Lama, Mesjid Bengkok Medan
Jika bukan karena orang penting dan memiliki pengaruh yang besar, tentu nama Tjong Yong Hian tidak akan diabadikan dalam nama sebuah jalan. Di kemudian hari nama Jalan Tjong Yong Hian berganti nama menjadi Jalan Bogor, sampai akhirnya oleh Pemerintah Kota Medan dikembalikan lagi menjadi nama Jalan Tjong Yong Hian (sampai sekarang).
Baca juga: Jembatan Kebajikan, The Virtuous Bridge (1916-2015)
Komentar