Di Kampong Madras, dahulu dikenal dengan Kampong Keling, ada sejumlah rumah ibadah umat Hindu Tamil. Satu di antaranya yang populer adalah Kuil Shri Mariamman.
Kuil ini sudah berusia sekitar 131 tahun sejak pertama kali dibuat tahun 1884, kira-kira hampir seumuran dengan Istana Maimun yang dibangun tahun 1888.
Dari dekat akan terlihat keindahan Kuil Shri Mariamman. Relief suci terukir rapi, menandakan terdapat hubungan abadi antara manusia dan Tuhan. Kemudian di atasnya terdapat senjata Trisula yang bermakna sebagai simbol menghancurkan kejahatan, keinginan (iccha), tindakan (kriya), dan pengetahuan (jnana). Tiga kondisi ini senantiasa ada berkumpul dan bersatu dalam jiwa-raga manusia.
Di usianya yang sudah 131 tahun, Kuil Shri Mariamman sangat direkomendasikan untuk dikunjungi para pelancong (traveler) dari berbagai pelosok dunia. Anehnya, walau Kuil Shri Mariamman familiar di mata para “pecandu wisata,” tetapi bagi sebagian orang Medan biasa-biasa saja. Masih menganggap kuil ini hanya sebagai tempat ibadah orang India semata. Boleh tanya sama orang Medan, berapa orang yang sudah pernah masuk ke Kuil Shri Mariamman?
Sebenarnya sangat mudah untuk sampai ke lokasi Kuil Shri Mariamman. Letaknya di jantung Kota Medan dan diapit oleh jalan-jalan strategis seperti Jalan Zainul Arifin, Teuku Umar, Pagaruyung. Perlu diketahui, masuk ke kuil tidak dipungut biaya. Perhatikan pula jam kunjungan antara pukul 5.30-12.00 WIB sampai 16.00-20.00 WIB. Di Kuil Shri Mariamman tidak ada semacam sekuriti atau satpam. Pintu Kuil Shri Mariamman terkadang terbuka setengah.
Khusus bagi pengunjung siapa pun itu, jangan mentang-mentang sedang melancong (wisata jalan-jalan) masuk ke kuil berpakaian kurang sopan terutama perempuan. Tertera keterangan, pengunjung harus berpakaian sopan, tidak boleh memakai baju terbuka apalagi rok pendek. Sebelum masuk Kuil Shri Mariamman dianjurkan membasuh kaki dan membuka alas kaki.
Di dalam kuil jangan ingin cepat-cepat pulang. Rasakan sejenak harum wangi lidi setanggi (dupa agarbattis), lihatlah mahkota bunga-bunga di antara dewa-dewi, warna-warni syahdu membaluri dinding kuil, emas murni di dalam kotak, dan setiap sudut ruangan berisikan relief dan fase kehidupan, rasanya seperti lembaran kitab yang menuangkan cerita dan ilmu pengetahuan.
Saat ibadah, tidak diperkenankan bersembahyang menggunakan bunga layu, semuanya harus bunga baru yang kalau bisa adalah bunga yang baru dipetik, bukan bunga bekas apalagi bunga yang sudah rebah di atas tanah.
Pada bagian inti di dalam Kuil Shri Mariamman terdapat tiga ruang doa. Sebelah kiri Shri Vinayagar, lalu di tengah Shri Mariamman, dan paling sudut kanan adalah Shri Murugar. Tertera sebuah pesan: Tidak dibenarkan memasuki ruangan mulasthanam kecuali pandita. Ketiga ruang ini tidak boleh difoto. Faktanya, pengunjung memotretnya juga secara diam-diam.
Kini bangunan Kuil Shri Mariamman masih dapat kita lihat keindahannya meski usianya sudah mencapai 131 tahun (2015-1884).
Baca juga:
Vihara Gunung Timur, Satu Atap Dua Ajaran.
India Tamil, Antara Tanah Deli dan New Delhi
Komentar